Wisata berbasis alam diharapkan akan menjadi tujuan paling populer untuk perjalanan selama masa adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19. Wisata alam memiliki konsep mengutamakan kualitas perjalanan wisata dengan memanfaatkan alam sebagai sarana untuk menjaga kesehatan dan pemulihan. Tentunya, ini akan menjadi alternatif tujuan dibandingkan konsep lain yang dinilai tidak relevan lagi untuk diterapkan saat pandemi.
Pemerintah telah mengembangkan wisata alam sebagai tujuan populer guna menyiasati perubahan perilaku wisatawan domestik maupun mancanegara. Wisata alam yang sifatnya memanfaatkan pengalaman berpetualang di ruang terbuka (outdoor experience) menjadi yang paling mungkin untuk dikembangkan saat ini hingga pandemi berakhir.
Pembukaan Kawasan Wisata
Pembukaan kawasan wisata alam ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa masyarakat membutuhkan rekreasi yang relatif aman. Pertimbangan lain dari pembukaan kawasan wisata alam adalah dapat memberikan manfaat bagi kesehatan dalam menghadapi pandemi ini.
Wisata alam menjadi pilihan berwisata di masa adaptasi kebiasaan baru karena menawarkan kesegaran udara serta ketenangan dan keasrian alam. Daerah yang termasuk dalam kawasan pariwisata alam itu meliputi wisata bahari, konservasi perairan, wisata petualangan. Lalu ada juga taman nasional, taman wisata alam, taman hutan raya, suaka margasatwa, geopark. Tidak ketinggalan, kawasan pariwisata alam nonkawasan konservasi terdiri dari kebun raya, kebun binatang, taman safari, desa wisata, dan kawasan wisata alam yang dikelola oleh masyarakat.
Pengembangan Wisata Alam
Mengingat wisata alam termasuk dalam kategori wisata berkualitas (quality tourism) maka pengembangannya harus dilakukan secara hati-hati. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan wisata alam adalah:
- lama tinggal wisatawan
- apresiasi dan kepedulian wisatawan dalam menghormati budaya setempat
- pelestarian alam
Segmen pasar wisata alam termasuk dalam kategori niche market dengan ketertarikan yang tidak terlalu besar jika dibandingkan wisata lainnya. Meskipun jumlahnya relative sedikit, lama tinggal dan pengeluaran mereka bisa melebihi wisatwan dalam kategori lain karena untuk menikmati alam bisa lebih dari satu hari bahkan satu minggu. Tingkat kepedulian wisatawan dan apresiasi terhadap budaya setempat diharapkan mampu menjaga kelestarian alam. Hal ini penting agar kelestarian alam tetap dapat dinikmati oleh semua orang yang berkunjung pada masa yang akan datang.
Aturan Protokol Kesehatan
Melakukan aktifitas wisata alam pada masa adaptasi kebiasaan baru tetap harus mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan. Pemerintah sudah mengatur protokol kesehatan, dan begitu juga dari pengelola tempat wisata.
Siaran pers Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak para pelaku usaha sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mendaftarkan Program Sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability). Kemenparekraf mengatakan bahwa kunci sukses pulihnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif adalah dengan penerapan standard protokol Kesehatan.
Sertifikasi tersebut berfungsi sebagai jaminan kepada wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. Tujuan utama penerapan protokol kesehatan di daerah wisata adalah untuk pencegahan dan pengendalian Covid-19. Penerapan protokol kesehatan diharapkan dapat mencegah terjadinya episenter atau cluster baru selama masa pandemi.
Pelaksanaan Protokol Kesehatan
Panduan protokol kesehatan menjadi sebuah kebutuhan yang perlu dijalankan bersama antara pengelola kawasan wisata dengan wisatawan termasuk masalah pembatasan jumlah pengunjung yang diperbolehkan memasuki kawasan agar terjaga interaksinya. Penggunaan masker, hand sanitizer dan selalu mencuci tangan dalam kawasan wisata hendaknya menjadi sebuah kebiasaan dalam era new normal.
Protokol kesehatan lain yang perlu diterapkan yaitu selalu menjaga jarak dan menghindari kontak fisik dalam berinteraksi dalam kawasan wisata antara sesuai prosedur yang ditetapkan. Dokumen kesehatan juga diperlukan oleh pengelola kawasan wisata untuk memastikan kesehatan dari pengunjung.
Baca Juga: Tempat Wisata Unggulan Dibuka, Yuk Liburan!
Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat pada tempat wisata alam sudah bisa dikunjungi wisatawan. Termasuk salah satunya wisata konservasi alam yang dibuka secara bertahap. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberi izin kepada sektor pariwisata alam untuk dibuka kembali secara bertahap di tengah upaya adaptasi kebiasaan baru akibat pandemi Covid-19. Namun, ijin tersebut hanya diberikan kepada kawasan pariwisata alam yang berada di 270 kabupaten atau kota yang berada di zona hijau dan kuning.
Untuk menyambut dibukanya kembali beberapa tempat wisata alam, sudahkan anda merencanakannya dengan matang pada perjalanan wisata anda selanjutnya?
—
Lintasarta menyediakan sejumlah solusi lain yang dapat membantu meningkatkan kinerja pemerintah daerah dalam melayani masyarakat. Hubungi kami untuk mengetahui solusi mutakhir Lintasarta atau melalui halaman SKOTA by Lintasarta.
Needless to say, I ve been drinking more wine than I normally do and apparently that is good for me these past six weeks of lockdown meds similar to doxycycline
Some reports showed that women of all ages have superior hearing to men 37 buy clomid in uk So I hope I will take after her and have few or no problems
Cisplatin and or TAXOL are active against a wide range of tumor types including, but not limited to, breast cancer and colon cancer buy nolvadex and hcg online